A. Percaya Sepenuh Hati, tanpa keraguan sedikitpun terhadap kebenaran Al-Qur'an.
salahsatunya hal ini tertulis dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 2 :
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Artinya : "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa".
B. Menjadikan Al-Qur'an sebagai sahabat, guru dan bacaan wajib.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (dalam terjemahan hadits) tentang orang-orang yang menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat akrab:
Artinya : “Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya”. (HR. Muslim, No.1337)
C. Ketika membaca dari Al-Qur'an, kita harus memperhatikan adab-adabnya.
Saat Al-Qur’an dibacakan pun kita harus mendengarkannya dengan baik-baik. Hal ini tertulis dalam firman Allah SWT dalam Quran Surah Al Araf ayat 204 yang berbunyi:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya : "Dan apabila dibacakan Al-Qur’an , maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat".
Adapun adabnya sebagai berikut :
1. Bersiwak
Hendaknya kita bersih dan tidak ada aroma yang tidak sedap dalam membaca Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an adalah kita yang mulia.
2. Berwudhu
Seperti halnya shalat, sebelum membaca Al-Quran juga dianjurkan untuk bersuci. Hal ini tidak berlaku bagi kita yang membaca Al-Qur’an Yang dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu adalah mereka yang membaca Al-Qur’an melalui mushaf. Namun demikian saat membaca Al-Qur’an, pastikan badan dalam kondisi yang bersih serta suci dari najis.
3. Membaca ta'awudz dan Basmalah
Hal ini tertulis dalam Al-Qur'an Surah An-Nahl ayat 98 :
Artinya : “Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
Berikut lafadz ta’awudz:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَان الرَّجِيمِ
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
4. Membaca di tempat yang bersih dan suci utamanya di masjid.
5. Membaca dengan Tartil sesuai tajwidnya.
Hal ini tertulis dalam Al-Qur'an surat Al-Muzzamil ayat 3 :
أَوۡ زِدۡ عَلَیۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِیلًا
Artinya :"atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan".
6. Merenungi ayat-ayatnya
Hal ini tertulis dalam Quran surah An- Nisa ayat 82 yang berbunyi:
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
7. Menghadap kiblat
Hal ini tertulis dalam firman Allah SWT Quran surah Ali Imran Ayat 113 yang berbunyi:
Artinya : “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).”
8. Menangis ketika baca Al-Qur'an
Hal ini tertulis dalam firman Allah SWT Quran surah Al – Isra ayat 109 yang berbunyi:
Artinya : “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”
D. Setelah meyakini Al-Qur'an adalah satu-satunya penyelamat dan sebagai pedoman hidup. Berikutnya adalah mengamalkannya.
Al-Qur’an adalah kitab Allah subhanahu wata’ala yang sangat istimewa. Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Salah satu keistimewaannya adalah ia mampu memberikan syafaat kepada pembacanya. Oleh sebab itu, Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an agar kelak mendapatkan syafaat Al-Qur’an, sebagaimana Nabi bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Artinya : “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya” (Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ Ihya’ al-Turats al-Arabi, tt, juz 1, hal. 553).
Hadits ini diperkuat oleh hadits Nabi yang menyatakan bahwa kelak (di hari kiamat) Al-Qur’an akan datang memohon secara langsung kepada Tuhannya agar menganugerahkan kepada pembacanya sebuah mahkota kemuliaan. Kemuliaan ini tidak dapatkan oleh seseorang kecuali bagi yang gemar dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Nabi bersabda:
يَجِيءُ القُرْآنُ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ، فَيُلْبَسُ تَاجَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ زِدْهُ، فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ، فَيَرْضَى عَنْهُ، فَيُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَارْقَ، وَيُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً ":
Artinya : “Kelak di hari kiamat Al-Qur’an akan datang, seraya memohon kepada Tuhannya: ‘Wahai Tuhan, pakaikanlah kepadanya (pembaca Al-Qur’an)!’ Kemudian ia dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian ia memohon kembali, ‘Wahai Tuhan, tambahkanlah!’ Kemudian dipakaikan pakaian kemuliaan. Kemudian ia memohon lagi, ‘ Wahai Tuhan, ridhailah dia!’ Kemudian Allah pun meridhainya. Maka ia berkata: bacalah dan naiklah. Sebab setiap satu ayat akan dilipatkan satu kebaikan.” (Imam Turmudzi, Sunan Turmudzi, Mesir: Mustafa al-Halabi, tt. juz V, hal. 178).
Semoga bermanfaat dan kita selalu mengamalkan Al-Qur'an setiap harinya.
Reff :
TheAssianParrent,
NuOnline,
Kitab Ilmu Pengantar Al-Qur'an
0 Komentar