Cinta dunia telah hilang dari hatinya, dan digantinya dengan cinta akhirat. Dia juga memiliki beberapa ucapan yang memikat hati dan menawan pikiran. Di antara ucapannya adalah "Orang bijak tidak memilih dunia ketimbang akhirat, dan orang mulia tidak maksiat kepada Allah."
Dia pernah berkhotbah, "Waspadalah terhadap orang alim yang fasik." Ucapan Harim sampai terdengar oleh khalifah Umar, hingga gemetar ketakutan. Lalu Umar menulis surat kepadanya, "Apa itu orang alin yang fasik wahai Harim?"
Lalu Harim membalas surat Umar r.a., " Demi Allah , ya Amirul Mu'minin, aku hanya menginginkan kebaikan. Karena ada seorang imam yang menyampaikan suatu ilmu lalu dia berbuat fasik, sehingga orang-orang meniru perbuatannya lalu menjadi sesat."
Jantungnya terbakar oleh rasa takut saat mengingat neraka. Lalu ia bertolak untuk menerjang ombak kehidupan untuk terbebas dari dosa.
Suatu hari, Humamah ad-Dusi, seorang sahabat berjumpa dwngan Harim Bin Hayyan ketika malam telah menyelimuti mereka, maka Harim menangis hingga air matanya membasahi pipinya. Ketika pagi tiba Hummah bertanya kepada Harim, "Apa yang membuatmu menangis?"
Harim menjawab " Aku ingat suatu malam yang paginya bintang-bintang dilangit bertebaran. Sehingga hal tersebut membuatku menangis."
Keduanya sering berpergian bersama. Ketika pergi kepasar Raihan, maka keduanya memohon surga kepada Allah, dan ketika mendatangi pandai besi maka keduanya meminta berlindung dari api neraka.
Harim Bin Hayyan adalah orang yang suka berkelana dan mengembara di kala malam hari. Dia pernah berteriak sambil menangis, "Aku belum pernah melihat seseorang yang hendak berlari dari api neraka, tetapi ia malah tidur, dan aku belum pernah melihat seseorang yang menginginkan surga, tetapi ia malah tidur."
Dia pernah berkata, "Seandainya aku dikatakan termasuk golongan neraka, maka aku tidak akan pernah berhenti untuk mengerjakan amal kebaikan, dan tidak menyalahkan diriku sendiri."
Suatu hari dalam pertempuran ia tertusuk kemudian ditandu dalam keadalan luka-luka dan berdarah. Ketika kematian membayanginya, banyak orang menemuinya dan berkata agar segera "buatlah wasiat".
Harim berkata dengan suara lirih yang nyaris kalah oleh kematiannya, "Jualkan baju zirahku lalu lunasi hutangku! Bila tidak cukup maka juallah budakku! Kunasihati kalian dengan penutup surat an-Nahl" : 'Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmahdan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.' (Q.S an-Nahl : 125-126)
Ruhnya pergi menemui Allah swt pada hari yang terik. Ketika selesai memakaminya, maka datanglah awan di atas kuburannya. Lalu awan tersebut memercikan airnya dan menurut suatu keterangan air hujan itu menumbuhkan rerumputan.
Pelajaran :
1. Langit menangisi kuburannya
2. Dia menghadapkan hatinya kepada Allah swt., sehingga Allah swt. Menyatukan hati orang-orang mukmin untuk mencintainya.
3. Di dalam darahnya mengalir zuhud para nabi.
0 Komentar